Banyak lembaga TPQ berkembang pesat, ada pula yang
semakin menurut jumlah santrinya, bahkan ada pula yang “la yahya wa laa yamuut”.
Pertanyaannya apa penyebabnya.
Mari coba kita koreksi diri kita masing-masing.
Pertama adalah sifat Ihlas
Pengertian ihlas memang sangat luas, tapi secara garis
besar Ihlas bisa kita artikan bekerja sepenuh hari, tetap istiqomah walau
dipuja atau dicaci orang, tidak memperhitungkan upah, serta mengharap hanya
ridha Allah, silahkan diartikan lebih luas lagi.
Namun yang pasti sifat ini sifat ini adalah modal dasar yang
wajib dimiliki bagi setiap ustadz/ah TPQ sebagai pembawa amanah ilmu qur’ani. Sifat
ihlas akan mendatangkan mahabbah dimata santri dan tentu akan banyak sekali
manfaat lai yang tidak bisa kita perhitungkan.
Kedua adalah fokus.
Orang yang menekuni suatu bidang akan muncul kreatifitas dibidang
tersebut. Orang yang tiap hari menggeluti dunia tata boga akan muncul
kreatifitas aneka resep makanan. Demikia
juga seorang yang tiap hari berkecimpung di dunia TPQ mestinya akan muncul
kreatifitas dalam memajukan santri-santrinya. Permasalahnnya terkadang kita
kurang fokus dalam dunia TPQ, mengajar al-Quran terkadang hanya kita jadikan
sambilan mengisi waktu luang, atau sekedar syiar Islam. Akibatnya kwalitas
santri dan karakter santri tidak terbentuk. Metode Baca al-Qur’an semua hampir
memilki kesamaan, namun metode pengajaran dan pengelolaan kelaslah yang membedakan hasil pembelajaran. Fokus dalam pengelolaan kelas, fokus dalam menejemen, fokus dalam pembinaan ahlaq dan moral santri.
Apakah kita masih Ihlas ………..?
Sudah fokuskah kita……..?
by: Khus
by: Khus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar