Rabu, 26 Februari 2014

Perhatikan TPQ

PEMERINTAH HARUS LEBIH PERHATIKAN TPQ

BOJONEGORO - Majlis pembina (Mabin) Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) An-An-Nahdliyah Cabang Bojonegoro menilai pemerintah kurang memperhatikan pendidikan Al-Qur’an di Bojonegoro. Pasalnya, masih banyak anak di daerah kaya minyak ini belum bisa membaca al-Qur’an secara benar.
Ketua Mabin TPQ An-Nahdliyah Cabang Bojonegoro, Shodiqin menjelaskan, di Bojonegoro tercatat ada 1.322 lembaga TPQ, dengan jumlah guru sekitar 1.300 ustadz/ustadzah yang setiap tahunnya diberikan insentif dari

pemerintah sebesar Rp 700 ribu.Shodiqin mengaku tidak mempermasalahkan angka insentif tersebut. 
“Tetapi kita kepingin pemerintah Bojonegoro mengangkat angka buta huruf Al-Qur’an di Kabupaten Bojonegoro,” ujarnya kepada NU Online, saat acara istihlal dan kajian aswaja di kantor Islamic Center Bojonegoro, Ahad (29/9).
Ia berharap, pemerintah membuat Peraturan daerah (Perda) agar siswa-siwi di Kabupaten Bojonegoro belajar al-Qur’an. Pria yang akrab disapa Pak Diqin ini mengatakan bawa baru 30 persen pelajar SLTP/MTs yang mampu membaca al-Qur’an dengan baik.
“Padahal untuk membentengi pelajar di Bojonegoro dari arus globalisasi, perlu belajar Al-Qur’an. Namun pendidikan al-Qur’an di nomor duakan,” terangnya.

Ditambahkan, upaya dari Mabin TPQ An-Nahdliyah Cabang Bojonegoro dengan melakukan pengkaderan yang diagendakan rutin di masing-masing kecamatan. Sebanyak 28 kecamatan sudah berjalan istiqoma, dengan mengadakan pembinaan tenaga pengajar dan pendalaman al-Qur’an.  Sumber: NU Online

Kamis, 20 Februari 2014

Ihlas dan Fokus


Banyak lembaga TPQ berkembang pesat, ada pula yang semakin menurut jumlah santrinya, bahkan ada pula yang “la yahya wa laa yamuut”. Pertanyaannya apa penyebabnya.
Mari coba kita koreksi diri kita masing-masing.
Pertama adalah sifat Ihlas
Pengertian ihlas memang sangat luas, tapi secara garis besar Ihlas bisa kita artikan bekerja sepenuh hari, tetap istiqomah walau dipuja atau dicaci orang, tidak memperhitungkan upah, serta mengharap hanya ridha Allah, silahkan diartikan lebih luas lagi.
Namun yang pasti sifat ini sifat ini adalah modal dasar yang wajib dimiliki bagi setiap ustadz/ah TPQ sebagai pembawa amanah ilmu qur’ani. Sifat ihlas akan mendatangkan mahabbah dimata santri dan tentu akan banyak sekali manfaat lai yang tidak bisa kita perhitungkan.
Kedua adalah fokus.
Orang yang menekuni suatu bidang akan muncul kreatifitas dibidang tersebut. Orang yang tiap hari menggeluti dunia tata boga akan muncul kreatifitas aneka resep makanan.  Demikia juga seorang yang tiap hari berkecimpung di dunia TPQ mestinya akan muncul kreatifitas dalam memajukan santri-santrinya. Permasalahnnya terkadang kita kurang fokus dalam dunia TPQ, mengajar al-Quran terkadang hanya kita jadikan sambilan mengisi waktu luang, atau sekedar syiar Islam. Akibatnya kwalitas santri dan karakter santri tidak terbentuk. Metode Baca al-Qur’an semua hampir memilki kesamaan, namun metode pengajaran dan pengelolaan kelaslah  yang membedakan hasil  pembelajaran. Fokus dalam pengelolaan kelas, fokus dalam menejemen, fokus dalam pembinaan ahlaq dan moral santri.
Apakah kita masih Ihlas ………..?
Sudah fokuskah kita……..?
by: Khus

Jumat, 14 Februari 2014

PEMBINAAN USTADZ-USTADZAH PEMBERANTAS BUTA AL-QUR'AN

Mahasiswa Berantas Buta Aksara Arab di Bogo
Mabin Bojonegoro kembali melaksankan pembinaan Ustadz-ustazah mulai tanggal 10 - 12 Pebruari, kali ini bertempat di TPQ Al-Khoirot Bogo Kapas bojonegoro.
Ada yang berbeda pada pembinaan kali ini, karena peserta pembinaan mayoriyas adalah ibu-ibu usia diatas 30 tahun.Sehingga pembinaan dilakukan lebih detail mengingat kemamuan ibu-ibu yang masih awam. 
Adapun penyelenggara pembinaan ini adalah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Giri Bojonegoro kelompok Desa Bogo, Kecamatan Kapas, bekerja sama dengan lembaga TPQ Al-Khoirot..

Sekitar 20 warga yang mayoritas ibu-ibu ini akan diterjunkan ke masyarakat untuk mengajarkan kepada warga lainnya,

Ketua Mabin Cabang Bojonegoro, Shodiqin sebelum memberikan materi penataran menghimbau kepada peserta penataran agar tidak berhenti menuntut ilmu. Tetapi meminta tetap bersemangat mencari ilmu meskipun sehari-hari disibukkan dengan aktivitas beragam. Namun, dengan belajar Alquran ini dapat ditularkan kepada warga masyarakat lainnya.

"Sebaik-baik orang adalah yang mau mengajarkan ilmunya kepada orang lain," pungkasnya.