PEMERINTAH HARUS LEBIH PERHATIKAN TPQ
BOJONEGORO
- Majlis pembina (Mabin) Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) An-An-Nahdliyah
Cabang Bojonegoro menilai pemerintah kurang memperhatikan pendidikan Al-Qur’an
di Bojonegoro. Pasalnya, masih banyak anak di daerah kaya minyak ini belum bisa
membaca al-Qur’an secara benar.
Ketua Mabin TPQ An-Nahdliyah Cabang Bojonegoro, Shodiqin menjelaskan, di Bojonegoro tercatat ada 1.322 lembaga TPQ, dengan jumlah guru sekitar 1.300 ustadz/ustadzah yang setiap tahunnya diberikan insentif dari
Ketua Mabin TPQ An-Nahdliyah Cabang Bojonegoro, Shodiqin menjelaskan, di Bojonegoro tercatat ada 1.322 lembaga TPQ, dengan jumlah guru sekitar 1.300 ustadz/ustadzah yang setiap tahunnya diberikan insentif dari
pemerintah
sebesar Rp 700 ribu.Shodiqin mengaku tidak mempermasalahkan angka insentif
tersebut.
“Tetapi
kita kepingin pemerintah Bojonegoro mengangkat angka
buta huruf Al-Qur’an di Kabupaten Bojonegoro,” ujarnya kepada NU Online, saat acara istihlal dan kajian aswaja di
kantor Islamic Center Bojonegoro, Ahad (29/9).
Ia berharap,
pemerintah membuat Peraturan daerah (Perda) agar siswa-siwi di Kabupaten
Bojonegoro belajar al-Qur’an. Pria yang akrab disapa Pak Diqin ini mengatakan
bawa baru 30 persen pelajar SLTP/MTs yang mampu membaca al-Qur’an dengan baik.
“Padahal
untuk membentengi pelajar di Bojonegoro dari arus globalisasi, perlu belajar
Al-Qur’an. Namun pendidikan al-Qur’an di nomor duakan,” terangnya.